Cabup Rembang Vivit Dinarini Komitmen Prioritaskan Penataan Pasar

REMBANG, Lingkar.news – Calon Bupati Rembang nomor urut 1, Vivit Dinarini Atnasari (Mbak Vivit) berjanji bakal lebih memperhatikan pedagang pasar tradisional jika terpilih pada Pilkada 2024. Pasalnya, pasar tradisional memiliki peran yang penting dalam perputaran ekonomi di daerah.

Hal itu disampaikan Mbak Vivit saat blusukan Pasar Pandangan, Kecamatan Kragan, Minggu, 13 Oktober 2024.

“Alhamdulillah, antusias dan sambutan pedagang sangat luar biasa. Pasar tradisional ini perputaran uangnya besar sekali. Semuanya akan kita wadahi,” ujarnya.

Mbak Vivit tiba di Pasar Pandangan sekitar pukul 08.00 WIB. Kedatangan Mbak Vivit turut disambut antusias para pedagang dengan terus menunjukkan simbol satu jari dan yel-yel kemenangan. 

Dalam kesempatan tersebut, Mbak Vivit juga menyempatkan diri untuk mendengar langsung keluhan sejumlah pedagang. Dia berjanji keluhan tersebut bakal ditindaklanjuti.

Dia pun bakal mendorong agar kondisi pasar tradisional menjadi baik. Sehingga para pembeli dan penjual bisa lebih nyaman dalam bertransaksi.

“Kami dengar aspirasi para pedagang, rata-rata ingin penataan pasar yang jauh lebih baik. Pasar harus menjadi destinasi yang bikin penjual dan pedagang tersenyum,” ungkapnya.

Sementara itu salah satu pedagang, Sumarni mengaku senang dengan kehadiran Mbak Vivit. Pasalnya kehadiran Mbak Vivit dimanfaatkan oleh para pedagang untuk menyampaikan keluh kesah mereka.

“Kami sedang mengalami kemerosotan pembeli. Jadi kami merasa para pelaku pasar tradisional prihatin karena sepinya pembeli dan kenaikan harga komoditas pangan,” ujarnya. 

“Sukses selalu Mbak Vivit. Saya coblos nomor satu. Pokoknya Vivit-Umam menang,” pungkasnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Lingkar.news)

Luar Biasa! Kota Semarang Raih 2 Penghargaan Terbaik Nasional Bidang Digital

SEMARANG, Lingkar.news Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang kembali menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih dua penghargaan terbaik nasional di bidang digital. Kota Semarang berhasil meraih juara pertama pada ajang Gajah Mada Digital Transformation Governance Index (GM-DTGI) tahun 2024, serta penghargaan sebagai kota dengan inovasi digital terbaik dalam pelayanan publik.

Penghargaan diserahkan oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Nezar Patria, dalam sebuah acara yang digelar di Auditorium Sukadji Ranuwihardjo, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Jumat, 11 Oktober 2024.

GM-DTGI merupakan indeks yang dirancang oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) untuk mengevaluasi transformasi digital di 514 kabupaten/kota di Indonesia. Penilaian ini mencakup penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) serta inovasi digital lainnya.

Kota Semarang dinilai unggul dibanding kota-kota lain di Indonesia karena keberhasilan dalam mengintegrasikan aplikasi-aplikasi digital yang mempermudah pelayanan publik, seperti Sapa Mbak Ita, Savira (Semarang Virtual Assistant), Call Center 112, serta aplikasi Pantau Sampah, Pantau Banjir dan Rob.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Semarang, Soenarto, yang hadir mewakili wali kota Semarang menjelaskan bahwa Kota Semarang memperoleh nilai sempurna di tiga dari tujuh pilar penilaian, antara lain tata kelola dan kepemimpinan, ekosistem digital, dan desain platform berpusat pada pengguna.

“Meski sudah meraih prestasi yang membanggakan, masih ada beberapa aspek yang harus dibenahi, dan kami berkomitmen untuk terus memperbaiki layanan digital demi menciptakan smart city yang lebih baik,” ujar Soenarto.

Di tempat terpisah, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu bersyukur dan bangga atas pencapaian prestasi ini. Dirinya berharap, penghargaan demi penghargaan yang terus diraih Kota Semarang tidak menjadikan jajarannya merasa puas.

“Penghargaan itu lebih sebagai bonus atau reward atas kerja keras bersama seluruh stakeholder di Kota Semarang. Yang terpenting inovasi yang kita lakukan benar-benar bermanfaat dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,” tutur mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang.

Mbak Ita menekankan kepada jajarannya untuk terus berbenah mengoptimalkan program-program pembangunan untuk menjadikan Kota Semarang sebagai kota cerdas (smart city). Salah satunya dengan mengefisienkan aplikasi-aplikasi yang ada.

“Saya sudah menyampaikan kepada teman-teman di Diskominfo kenapa aplikasi ini banyak sekali. Contoh Dinas Pendidikan ini setiap sekolah sendiri-sendiri aplikasinya. Harusnya jadi satu, sama aplikasinya,” tuturnya.

Penghargaan ini semakin menegaskan posisi Semarang sebagai kota yang inovatif dalam mengimplementasikan teknologi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan kemajuan digital yang terus dikembangkan, Pemkot Semarang berupaya memberikan pelayanan publik yang lebih cepat, efisien, dan transparan.

Sementara itu, Ketua Peneliti GM-DTGI, Prof. Syaiful Ali, menyampaikan bahwa GM-DTGI tidak hanya berfokus pada teknologi, tetapi juga aspek manusia, proses bisnis, dan tata kelola yang baik.

“Melalui instrumen ini, kami mendorong pemerintah daerah untuk terus berinovasi dalam transformasi digital guna meningkatkan pelayanan publik yang lebih transparan dan berdaya saing,” jelasnya.

Dengan capaian ini, Kota Semarang diharapkan mampu memberikan pelayanan digital yang optimal dan dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota lain dalam mengoptimalkan transformasi digital untuk mendukung tata kelola pemerintahan berbasis teknologi yang lebih baik. (Lingkar Network | Lingkar.news)

Menyajikan Rasa yang Kaya dan Beragam, ini Keunggulan Masakan Spanyol

Masakan Spanyol adalah salah satu kuliner yang paling menarik dan bervariasi di dunia. Memadukan pengaruh dari berbagai budaya, termasuk Romawi, Arab, dan Latin, masakan ini menawarkan cita rasa yang kaya dan beragam. Dari tapas yang menggugah selera hingga paella yang ikonik, masakan Spanyol memiliki keunikan tersendiri yang layak untuk dijelajahi. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa elemen yang membuat masakan Spanyol begitu istimewa.

1. Sejarah yang Kaya

Sejarah panjang dan beragam Spanyol berkontribusi pada keragaman kulinernya. Negara ini telah mengalami berbagai invasi dan pengaruh budaya sepanjang sejarahnya. Penjajahan Arab pada abad ke-8 hingga ke-15 membawa bahan-bahan baru seperti rempah-rempah, sayuran, dan teknik memasak yang masih digunakan hingga hari ini. Pengaruh ini terlihat jelas dalam hidangan seperti gazpacho dan tortilla española.

2. Bahan-bahan Segar dan Berkualitas

Masakan Spanyol terkenal dengan penggunaan bahan-bahan segar dan berkualitas tinggi. Di seluruh negeri, Anda akan menemukan pasar lokal yang menawarkan berbagai sayuran, buah-buahan, dan hasil laut segar. Contohnya, di daerah pantai, ikan dan makanan laut seperti udang, cumi, dan kerang menjadi bahan utama. Sementara itu, di pedalaman, daging seperti babi Iberia dan domba sering menjadi pilihan utama. Keberagaman ini menciptakan rasa yang unik dalam setiap hidangan.

3. Teknik Memasak yang Beragam

Teknik memasak dalam masakan Spanyol juga sangat beragam. Setiap daerah memiliki tradisi dan metode memasak yang berbeda. Misalnya, teknik asado (memanggang) sangat umum di daerah utara, sementara teknik guiso (merebus) lebih sering digunakan di daerah selatan. Teknik ini tidak hanya memberikan rasa yang berbeda, tetapi juga menciptakan tekstur yang khas pada setiap hidangan.

4. Tapas: Makanan Pembuka yang Menyenangkan

Salah satu keunikan masakan Spanyol adalah konsep tapas. Tapas adalah hidangan kecil yang biasanya disajikan sebagai makanan pembuka atau camilan. Ini bukan hanya tentang makanan, tetapi juga tentang pengalaman sosial. Masyarakat Spanyol sering berkumpul di bar untuk menikmati tapas sambil berbincang dan bersosialisasi. Beberapa jenis tapas yang terkenal antara lain patatas bravas (kentang goreng dengan saus pedas), croquetas (kroket), dan jamón ibérico (daging ham berkualitas tinggi).

5. Paella: Hidangan Ikonik Spanyol

Tak lengkap rasanya membahas masakan Spanyol tanpa menyebut paella. Hidangan nasi ini berasal dari Valencia dan terkenal di seluruh dunia. Paella biasanya dimasak dalam wajan datar besar dan dapat disajikan dengan berbagai bahan, seperti seafood, ayam, dan sayuran. Salah satu varian yang paling terkenal adalah paella de mariscos, yang terbuat dari berbagai jenis makanan laut. Rasa yang kaya dan tekstur nasi yang sempurna menjadikan paella hidangan yang tidak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Spanyol.

6. Pengaruh Budaya dan Regional

Masakan Spanyol juga sangat dipengaruhi oleh berbagai budaya regional. Setiap daerah di Spanyol memiliki hidangan khasnya sendiri. Misalnya, pintxos di Basque Country, yang mirip dengan tapas tetapi disajikan di tusuk sate, atau pulpo a la gallega (gurita gaya Galicia) yang disajikan dengan paprika dan minyak zaitun. Setiap daerah memiliki cara unik dalam menyajikan dan meracik makanan, sehingga menambah kekayaan masakan Spanyol.

7. Minuman yang Menyertai

Masakan Spanyol juga dikenal dengan minumannya yang khas. Sangria, minuman beralkohol yang terbuat dari anggur dan buah-buahan, adalah pilihan populer yang sering dinikmati bersamaan dengan makanan. Selain itu, cava, minuman berkarbonasi dari Catalonia, juga sangat diminati sebagai pendamping makanan.

8. Filosofi Makan yang Santai

Budaya makan di Spanyol berbeda dari banyak negara lain. Makan bukan hanya sekadar aktivitas fisik, tetapi juga merupakan momen sosial yang penting. Orang Spanyol sering kali menghabiskan waktu berjam-jam di meja makan, menikmati makanan sambil bercengkerama dengan keluarga dan teman-teman. Ini menciptakan pengalaman kuliner yang lebih kaya dan menyenangkan. untuk melihat contoh masakan spanyol bisa cek web laputxera.com.

Masakan Spanyol adalah perpaduan dari sejarah, budaya, dan tradisi yang sangat kaya. Dengan bahan-bahan segar, teknik memasak yang beragam, dan konsep sosial seperti tapas, masakan ini menawarkan pengalaman kuliner yang unik. Ketika Anda menjelajahi keunikan masakan Spanyol, Anda tidak hanya menikmati makanan, tetapi juga merasakan budaya dan tradisi yang telah diwariskan selama berabad-abad. Apakah Anda siap untuk mencoba cita rasa Spanyol yang menggugah selera?

Debat Pilwalkot Salatiga akan Digelar Dua Kali, Ini Jadwal dan Lokasinya

SALATIGA, Lingkarjateng.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Salatiga akan menggelar debat untuk pasangan calon (paslon) wali kota dan wakil wali kota sebanyak dua kali. Debat dilakukan untuk memberikan gambaran bagi para pemilih terkait visi, misi, dan program kerja para paslon peserta kontestasi Pilwalkot Salatiga 2024.

Komisioner KPU Kota Salatiga, Wahyu Budi Utomo, mengatakan bahwa rencananya debat akan digelar pada akhir bulan Oktober dan pertengahan November 2024.

“Kami rencanakan debat pertama digelar pada 29 Oktober. Sedangkan debat kedua 19 November,” katanya pada Jumat, 11 Oktober 2024.

Terkait tempat pelaksanaan debat, Wahyu menyebut, rencananya akan dilaksanakan di tempat yang netral, opsinya Gedung Korpri dan Hotel Laras Asri.

“Hanya untuk tempat debat kami belum bisa memastikan. Yang jelas di dua tempat itu. Dua tempat itu bisa dibalik yang pertama bisa di Laras Asri atau sebaliknya,” terangnya.

Sedangkan terkait tema debat, Wahyu mengungkapkan bahwa KPU Kota Salatiga masih berkoordinasi dengan tim perumus yang akan mengatur tema debat dan jalannya acara tersebut.

“Hal itu masih kita koordinasikan dengan perumus terkait dengan desain debat. Ada tim perumus tersendiri yang akan membuatnya,” jelasnya.

Wahyu menjelaskan, dalam debat paslon Pilwalkot Salatiga, KPU bakal menggandeng 10 orang sebagai panelis. Mereka merupakan perwakilan dari akademisi, tokoh masyarakat, dan orang-orang pakar di bidangnya.

“Sesuai ketentuan, harus ada tiga perwakilan tersebut untuk menjadi panelis. Yang pasti, acara debat sedang kami matangkan agar bisa terlaksana dengan baik dan lancar,” ujarnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Lingkarjateng.id)

Rawan Terpapar Hoaks Pilkada, Pemkot Salatiga Gencarkan Pendidikan Pemilu untuk Pemilih Pemula

SALATIGA, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) setempat menggelar pendidikan Pemilu untuk pemilih pemula di SMKN Salatiga pada Kamis, 10 Oktober 2024.

Kegiatan tersebut digelar Diskominfo Kota Salatiga untuk mengantisipasi penyebaran hoaks dan kampanye hitam (black campaign) di kalangan pemilih pemula. Pasalnya, pemilih pemula yang menjadi generasi Z (gen Z) dinilai rawan terpapar berita hoaks dan kampanye hitam pada Pilkada Serentak 2024.

“Pendidikan Pemilu perlu diberikan kepada pemilih pemula. Terlebih sekarang ini informasi menyebar dengan cepat dan masif seperti tanpa bisa diinterupsi,” kata Kepala Diskominfo Kota Salatiga, Budi Prasetiyono.

Menurutnya, baik-buruk dan benar-salah sebuah informasi yang menumpuk sulit untuk diidentifikasi di ruang virtual atau media sosial. Parahnya, penerima informasi terkadang tidak memperhatikan apakah sumber itu kredibel atau tidak.

“Semua diserap tanpa filtrasi dan daya kritis yang cukup. Ini harus disikapi dengan serius agar tidak termakan informasi yang tidak benar,” ujarnya.

Dengan adanya edukasi kepada pemilih pemula, kata Budi, diharapkan mereka dapat menggunakan hak pilihnya dan mampu melakukan filtrasi atau penyaringan informasi yang ada di internet maupun media sosial.

“Edukasi dilakukan untuk meningkatkan pemahaman pemilih pemula terkait Pilkada,” pungkas Kepala Diskominfo Kota Salatiga. (Lingkar Network | Angga Rosa – Lingkarjateng.id)

Baliho “Mbak-Mbak Kudus Cantik” di Alun-Alun Kudus Dilaporkan ke Bawaslu

KUDUS, Lingkar.news – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Kudus tengah mengkaji laporan dugaan pelanggaran Alat Peraga Kampanye (APK) di kawasan Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus. 

Laporan ini diajukan oleh Tim Kuasa Hukum Pasangan Calon (Paslon) 02 Belum lama ini yang menuding APK milik Paslon 01 dipasang di area terlarang. 

Ketua Bawaslu Kudus, Moh Wahibul Minan mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima laporan tersebut dan akan segera melakukan kajian untuk memastikan apakah ada unsur pelanggaran.

“Kami kaji dulu unsurnya, apakah terpenuhi atau tidak,” ujar Minan, Rabu, 9 Oktober 2024.

Laporan ini mencakup dua APK milik Paslon 01, salah satunya terletak di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus dengan tulisan “Muda Memimpin Kita Usahakan Mbak-Mbak Kudus Cantik Itu” disertai tagar #WayaheSengAyuTampil dan #PerempuanPemersatuKudus. APK ini diduga merujuk pada salah satu calon, Bellinda Birton. 

Minan menegaskan bahwa area Alun-alun Simpang Tujuh Kudus termasuk dalam wilayah larangan untuk pemasangan APK, sebagaimana diatur dalam Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kudus Nomor 779 Tahun 2024. 

“Alun-alun Simpang Tujuh Kudus dan Jalan Loekmono Hadi merupakan kawasan terlarang untuk pemasangan APK,” jelasnya. 

Tim Kuasa Hukum Paslon 02 melaporkan APK tersebut karena dianggap melanggar aturan kampanye, terutama terkait lokasi pemasangan. Selain APK di Alun-alun, ada juga APK di Jalan RSUD Loekmono Hadi yang bertuliskan “Santr1 Suka Sambel”, yang juga dinilai melanggar aturan kampanye di wilayah tersebut.

Minan menambahkan bahwa Bawaslu akan bekerja sama dengan KPU Kudus untuk mendapatkan kejelasan mengenai regulasi dan penerapan aturan terkait APK.

“Kami akan meminta fatwa dari KPU Kudus sebagai pembuat regulasi Keputusan KPU Kudus Nomor 779 Tahun 2024. Karena mereka yang membuat aturan, KPU yang nantinya akan menafsirkan apakah itu termasuk kampanye atau tidak,” jelasnya. 

Pihak Bawaslu berjanji akan segera mengambil langkah tegas setelah kajian selesai, demi memastikan pelaksanaan kampanye berjalan sesuai aturan yang berlaku. 

“Kami akan terus berkoordinasi dengan KPU untuk memastikan tidak ada pelanggaran yang terjadi,” tutup Minan. (Lingkar Network | Mohammad Fahtur Rohman – Lingkar.news)

Pengolahan Air Limbah Domestik di Salatiga Ditarget Sumbang PAD Ratusan Juta Rupiah

SALATIGA, Lingkarjateng.id – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Salatiga akan membangun instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) dengan teknologi terbaru di Desa Noborejo, Kecamatan Argomulyo.

Setelah IPLT tersebut selesai dibangun dan dioperasionalkan, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengolahan Air Limbah Domestik (PALD) Kota Salatiga selaku pengelola, memiliki target menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 500 juta.

Kepala DPUPR Kota Salatiga, Syah Dhani Onang Prastowo, mengatakan bahwa rencananya IPLT yang baru akan dioperasionalkan pada 2025. Seiring dengan itu, DPUPR melalui UPT PALD akan melakukan berbagai langkah dan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengolah air limbah domestik.

“Sejauh ini, kesadaran masyarakat untuk mengolah air limbah domestik masih rendah. Padahal air limbah domestik jika dibuang sembarangan akan mencemari lingkungan. Maka dari itu, kami membangun sarana dan prasarana pengolahan lumpur tinja serta air limbah domestik. Infrastruktur tersebut dibangun untuk mengolah lumpur tinja dan air limbah domestik masyarakat,” katanya pada Rabu, 9 Oktober 2024.

Menurutnya, mengolah lumpur tinja dan air limbah domestik sangat mudah. Masyarakat hanya membuat septic tank yang baik. Setelah penuh, limbahnya diambil dan diolah di IPLT.

“Jangka waktu septic tank rumah tangga dari awal digunakan hingga penuh itu, sekitar 5 tahun. Dan biaya pengambilan limbahnya terhitung murah. Karena itu, kami berharap masyarakat mau mengolah air limbah domestik demi kelestarian lingkungan dan kebersihan air bawah tanah,” katanya.

Terkait dengan kontribusi PALD terhadap PAD Kota Salatiga, Syah Dhani mengatakan bahwa pengolahan air limbah domestik sudah 3 tahun menambah berkontribusi ke PAD.

“Tahun lalu kita berkontribusi untuk PAD sebesar Rp 150 juta dan tahun ini ditarget Rp 165 juta. Pada 2025 nanti, target kami naikkan lagi jadi Rp 500 juta,” terangnya.

Menurutnya, target PAD pengolahan air limbah domestik sebesar Rp 165 juta itu didapat dari operasional IPLT Ngronggo dengan kapasitas 40 meter kubik per hari. Sedangkan untuk IPAL yang bakal di bangun di daerah Noborejo, Kecamatan Argomulyo, memiliki kapasitas 400 meter kubik per hari. (Lingkar Network | Angga Rosa – Lingkarjateng.id)

Seorang Pria Ditemukan Tewas Misterius di Pemakaman Randusari Semarang, Korban Pembunuhan?

SEMARANG, Lingkar.news – Seorang laki-laki ditemukan tewas misterius di kawasan makam Randusari, Desa Randusari RT 07 RW 1, Kecamatan Semarang Selatan pada Kamis 10 Oktober 2024 sekira pukul 08.00 WIB.

Lurah Randusari  Fanny Kurniawan menceritakan kronologi penemuan mayat tersebut.

“Kalau untuk penemuan mayat yang menemukan pertama juru kunci yang punya makam tersebut. Kalau informasi dari warga kemarin sore dia sebelum meninggal mondar-mandir di sekitar makam ini,” ujarnya saat dimintai keterangan, Kamis, 10 Oktober 2024.

Ia menyebut belum diketahui sama sekali terkait identitas korban namun ditemukan satu tablet obat alergi yang sebelumnya kemungkinan di konsumsi oleh korban tersebut.

“Nama obatnya Dexteem semacam obat alergi. Tapi saya juga belum tahu apakah penyebab kematian karena obat itu atau bukan. Dan untuk korban sendiri saya pastikan bukan orang sini (Randusari),” ungkapnya.

Pihaknya juga menginformasikan bahwa Tim Inafis Polrestabes Semarang sampai ke TKP pukul 10.00 WIB untuk membawa korban ke RS dr Kariadi untuk dilakukan visum.

“Menurut informasi dari bapak Kapolsek itu tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiyaan di badan korban maka korban ini di bawa ke RS Kariadi dan nanti akan di visum di sana,” imbuhnya.

Sementara juru kunci makam Randusari Wahyu Handayani mengatakan awal mula menemukan korban meninggal secara misterius ketika akan membersihkan makam.

“Waktu itu jam 08.00 WIB mau bersih-bersih makam terus saya lihat orang itu tak kirain tidur terus saya bilang sama kakak saya karena saya takut soalnya saya lihat dari dekat sudah tidak bernafas lagi,”katanya.

Setelah itu, Wahyu langsung menelfon Ibu Rw karena takut melihat korban tidur namun dengan keadaan telentang.

“Saya kira tidur biasa tapi tidur biasa kok posisinya nggak biasa, habis itu orang-orang kelurahan pada datang dan tidak berselang lama tim inafis juga datang untuk mengidentifikasi korban meninggal itu,” katanya.(Lingkar Network | Rizky Syahrul – Lingkar.news)

Tangani Air Limbah Domestik, IPLT Salatiga Dibangun Karena Kesadaran Masyarakat Perkotaan Rendah

SALATIGA, Lingkarjateng.id – Tingkat kesadaran masyarakat perkotaan termasuk Kota Salatiga dalam pengelolaan air limbah domestik dinilai masih rendah. Hal tersebut terjadi akibat beberapa faktor seperti kesibukan rutinitas dan sikap tidak peduli terhadap lingkungan. 

Kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Salatiga Syah Dhani Onang Prastowo mengatakan bahwa pengelolaan yang tidak tepat pada air limbah domestik dapat mencemari tanah dan air.

“Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) kami. Merubah perilaku masyarakat yang kurang peduli dengan pengelolaan air limbah domestik di perkotaan mendesak dilakukan,” kata Syah Dhani pada Selasa, 8 Oktober 2024.

Menurutnya, terdapat beberapa tantangan dalam upaya mengubah perilaku masyarakat yang kurang peduli terhadap pengelolaan air limbah domestik di perkotaan. Diantaranya yakni kondisi masyarakat yang majemuk, multi etnis, hingga tingkat pendidikan yang sudah tinggi namun tidak berkorelasi positif pada cara pandang dan perilaku serta orientasi pada keuntungan pribadi. 

 “Untuk itu, kami akan terus melakukan edukasi guna memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya pengelolaan air limbah domestik bagi kehidupan,” ujarnya. 

Syah Dhani menjelaskan bahwa DPUPR memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dari rumah tangga maupun instansi. IPLT tersebut dibangun untuk mengolah  air limbah tinja dari rumah tangga. Air hasil pengolahan limbah tersebut telah lolos uji baku mutu. Sedangkan endapannya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Namun, hingga kini belum ada kajian mengenai penggunaan pupuk tersebut untuk tanaman pangan.

“Kalau untuk pemupukan tanaman lainnya seperti rumput, bunga, tanaman keras bisa. Sudah beberapa teman yang memanfaatkan itu dan lumayan subur,” ucapnya.

IPLT yang dikelola DPUPR Kota Salatiga menjadi salah satu hal yang dikunjungi oleh United States Agency for International Development (USAID) dalam rangka melihat operasional tempat pengolahan limbah tersebut.

Sementara itu, ⁠Immanuel Ginting sebagai National Coordinator Urban Sanitation USAID IUWASH Tangguh mengatakan bahwa IPLT Salatiga telah berfungsi dengan baik dan mampu menjadi salah satu sektor yang berkontribusi untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Sistem IPLT di Salatiga ini sudah berjalan dengan baik. Sehingga kita memilihnya untuk melakukan kunjungan bersama tim dan influencer,” kata Ginting.

Diketahui, pihaknya telah melakukan pendampingan terhadap Kota Salatiga terkait tata kelola IPLT melalui program IUWASH Plus sejak 10 tahun lalu. Sehingga pengelolaan IPLT Salatiga dapat menjadi contoh bagi daerah lain. (Lingkar Network | Angga Rosa – Lingkarjateng.id)

Percantik Kota, Kabel Udara di 3 Ruas Jalan Utama Bandung akan Dirapikan

BANDUNG, Lingkar.newsPemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat akan membebaskan tiga ruas jalan utama dari kabel udara pada akhir tahun ini demi meningkatkan estetika kota dan keamanan warga yang lebih tertata.

“Tiga ruas jalan menjadi target kita, Jalan Aceh, Jalan Naripan, dan Jalan Riau. Insyallah mulai dari sekarang kita laksanakan,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung Yayan A Brilyana di Bandung yang dikutip dari Antara, Selasa, 9 Oktober 2024.

Ia mengatakan Diskominfo Kota Bandung bersama provider internet terus gencar merapikan kabel di setiap wilayah yang menjadi agenda rutin.

“Perapian dan penertiban kabel ini terus berjalan dan terjadwal. Ini untuk menjaga estetika kota dan keselamatan pengguna jalan, ” kata dia.

Pada 2024, pihaknya menargetkan merapikan kabel di 30 ruas jalan dengan panjang sekitar 66,35 kilometer.

“Sepanjang Januari 2024, perapian kabel udara telah dilakukan di lima ruas jalan, antara lain di ruas Jalan Aceh, Jalan Wastukancana, Jalan Cicendo-Kebon Kawung, Jalan Perintis Kemerdekaan, serta Jalan Suniarja-Kebon Jati,” katanya.

Hingga awal 2024, Pemkot Bandung telah menurunkan kabel udara di dua ruas jalan kawasan pusat kota, yakni Jalan Ir H Djuanda (Dago) dan Jalan LLRE Martadinata (Riau).

Penjabat Wali Kota Bandung A Koswara menargetkan kabel udara di sejumlah ruas jalan harus dirapikan dan diturunkan untuk menjaga estetika kota dan keselamatan pengguna jalan.

“Kita fokuskan ruas jalan yang sudah menjadi program,” kata dia.

Ia mengatakan kesuksesan merapikan kabel dan pemindahan kabel udara ke tanah (ducting) membutuhkan koordinasi dan kerja sama antara pemerintah, pihak provider, dan Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) Korwil Jawa Barat.

“Kita targetkan akhir tahun turun semua dan koordinasi terus dilakukan,” katanya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)

Portal Berita Salatiga

Exit mobile version