Penanganan Pengangguran di Salatiga belum Tuntas, 5.180 Orang Masih Menganggur

SALATIGA, Lingkarjateng.id – Tingkat pengangguran terbuka di Kota Salatiga per Desember 2023 mencapai sekitar 5.180 orang. Angka tersebut terhitung masih tinggi, oleh sebab itu Pemerintah Kota Salatiga memprioritaskan program pengentasan pengangguran dan kemiksinan.

Penjabat Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani, menyarankan agar sasaran program Salatiga Makmur yang digulirkan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) tidak hanya menyasar kelompok UMKM saja, tetapi juga menolong pengangguran di Kota Salatiga.

“Kami mengapresiasi program Salatiga Makmur. Pada program tersebut, BAZNAS membantu permodalan, alat kerja dan pendampingan terhadap setidaknya 25 UMKM setiap bulan. Tinggal kita perluas, sasaran Salatiga Makmur jangan cuma UMKM, tapi justru yang masih nganggur itu yang harus kita tolong,” terang Yasip baru-baru ini. 

Yasip menjelaskan, BAZNAS dapat berkolaborasi dengan Pemkot salatiga untuk penanganan pengangguran di Salatiga melalui permodalan dan pelatihan keterampilan.

“BAZNAS nanti dengan permodalannya, kami dengan pelatihannya. Dan syarat mengajukan adalah pengangguran yang sudah ikut pelatihan. Kita mencetak calon pengusaha perwirausaha dengan mencetak skill-nya, BAZNAS mendukung dengan permodalan awal,” ujarnya.

Dengan skema tersebut, Yasip berharap pengangguran yang sudah berhasil menjalan usaha dari bantuan permodalan bisa menyalurkan zakat melalui BAZNAS yang hasinya digunakan lagi untuk kemaslahatan.

“Pemuda-pemuda yang menganggur diberikan modal untuk menjalankan usaha. Tetapi nantinya, mereka wajib mensponsori pemuda-pemuda yang nganggur lainnya, sehingga uang terus bergulir,” bebernya.

Di sidi lain, pihaknya akan mengkaji ulang pengumpulan zakat aparatur sipil negara di lingkungan Pemkot Salatiga untuk memastikan program perjalan 100 persa. Selain itu Pemkot Salatiga akan melihat potensi zakat dari perusahaan swasta untuk bisa menyalurkan zakat melalui BAZNAS.

“Terjadi konotasi di masyarakat bahwa BAZNAS hanya untuk pegawai negeri saja. Hal itu menjadi tugas baru bagi BAZNAS untuk melakukan sosialisasi bagi para pekerja sektor swasta dan mengajak mereka membayar zakat melalui BAZNAS,” terangnya.

Sementara itu Ketua Baznas Kota Salatiga, Ari Hidayah Iswanto, menyampaikan bahwa program utama BAZNAS adalah mengelola zakat, infak dan sedekah yang fokusnya kepada ASN di Pemkot Salatiga dan Kemenag. Namun audiensi bersama Pemkot Salatiga itu dimaksudkan untuk meningkatkan pundi zakat sehingga pemanfaatannya bisa lebih banyak kepada masyarakat. 

Dia menjelaskan, penggunaan BAZNAS memang 100 persen kembali kepada masyarakat, terutama untuk fakir miskin.

“Program unggulan BAZNAS Salatiga adalah Salatiga Makmur. Setiap bulan, kami membantu 20 hingga 25 UMKM untuk kita dampingi dan kita berikan modal serta alat usaha,” pungkasnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Lingkarjateng.id)