Ngabuburit di Jalan Jenderal Sudirman Salatiga, Ada Donat Landak hingga Tumpang Koyor

SALATIGA, Lingkarjateng.id Ada yang berbeda di kawasan jalur lambat Jalan Jenderal Sudirman Kota Salatiga menjelang sore sejak memasuki bulan Ramadhan 1445 Hijriah. Jalur lambat tersebut dipadati para pedagang yang menjajakan aneka takjil dan kuliner untuk persiapan buka puasa.

Masyarakat memadati kawasan jantung Kota Salatiga mulai pukul 15.00 hingga 18.45 WIB itu tak hanya untuk berburu takjil tetapi juga menghabiskan waktu untuk ngabuburit menunggu waktu waktu berbuka puasa.

Puluhan pedagang berbagai jenis makanan yang berjejer pun ramai pembeli. Hampir semua jenis makanan dan minuman laku terjual. Mulai dari aneka jenis gorengan, roti, donat, jajanan pasar, kolak, es buah, hingga sayur berbagai menu diminati oleh pembeli. Dari beberapa makanan tersebut, donat landak menjadi salah satu kudapan yang diminati. 

“Ya setiap bulan puasa jualan di Jensud (Jalan Sudirman). Kalau hari biasa jualan di rumah,” kata Intika penjual donat landak, Jumat, 22 Maret 2024.

Menurutnya, donat landak buatannya diminati masyarakat lantaran memiliki bentuk yang unik menyerupai hewan landak dan banyak varian rasanya. Mulai dari rasa coklat, keju, susu dan lainnya.

“Saya jual dalam dua ukuran, besar dan kecil. Yang kecil bisa dimakan sekali suap dilengkapi alat bantu untuk memakannya sehingga tangan tidak kotor oleh topping donat,” ucapnya. 

Selama berjualan donat landak, Intika juga memberikan layanan pesan antar sebagai salah satu metode pemasaran produk jualannya.

“Saya juga jual dengan sistem online. Sebagian besar konsumen, banyak yang beli secara online,” sambungnya. 

Para pedagang di Jalan Sudirman juga menjajakan berbagai jenis makanan berat dan makanan tradisional seperti bubur sumsum yang laris diburu masyarakat.

“Saya beli bubur sungsum sebagai takjil, rasanya enak dan manis,” kata Risky seorang mahasiswi yang tinggal di Sidorejo, Salatiga.

Pembeli lain, Astutu, yang juga menikmati waktu ngabuburit di Jalan Jenderal Sudirman mengaku membeli makanan khas Salatiga yaitu tumpeng koyor.

“Saya beli tumpang untuk lauk buka ini nanti. Sekalian beli sayur lainnya untuk sahur,” kata Astuti.

Pedagang makanan dan jajanan takjil Ramadhan ini tidak hanya dinikmati dan dibeli oleh kaum muslim yang melaksanakan puasa, melainkan juga para mahasiswa dari luar Jawa yang kebetulan kuliah di salah satu universitas swasta di Salatiga.

“Saya bersama teman-teman kos tiap sore beli makanan disini. Jenisnya banyak dan komplit, kita bisa memilih sesuai selera kita,” ujar Grace mahasiswi asal Maluku. (Lingkar Network | Angga Rosa – Lingkarjateng.id)